Monday, April 2, 2007

13 Jurus Mengelola Gudang

Gudang memang mahluk tidak hidup. Gudang tidak memerlukan makan, minum atau mandi seperti halnya seseorang merawat sapi atau tanaman hias. Namun demikian gudang tetap memerlukan sentuhan ‘khusus’ agar ia dapat memberikan kondisi-kondisi yang kita harapkan yakni nyaman untuk bekerja, aman untuk menyimpan barang dan ramah terhadap semua yang masuk maupun keluar dari gudang baik manusia, barang maupun system yang mendukungnya.

Untuk mencapai tujuan diatas, paling tidak ada 13 langkah jitu yang dapat dijadikan sebagai patokan, tolok ukur, benchmark atau apapun namanya yang dapat digunakan baik staff karyawan maupun manajemen gudang . Adapun 13 langkah jitu tsb adalah sbb:
x
x
1. Data pelaporan rutin
Kelihatannya sepele, apa sih gunanya data prestasi gudang di sajikan secara rutin di papan pengumuman karyawan ? Ada yang bilang nanti malah buka aib bagi yang membacanya atau akan terkesan sombong ?
Prasangka tsb diatas kita kembalikan kepada si pembacanya sendiri. Hak merekalah untuk menjadikan informasi yang disajikan di papan pengumuman sebagai aib atau kesombongan. Yang jelas tujuan dari pencantuman prestasi tsb sebagai tolok ukur seberapa jauh prestasi atau kegagalan yang kita alami. Jika semua karyawan tahu kondisi sebenarnya mengenai kinerja gudangnya, maka sebagai satu team operasional yang tangguh tentu akan mengambil suatu langkah yang strategis untuk menjalankan rencana selanjutnya. Penulis sering melihat di kantor pusat perusahaan multinasional/asing di Jakarta selalu mencantumkan dalam bentuk grafik kinerja bagiannya masing-masing di pintu masuk atau papan pengumuman masing-masing.

2. Dinding, atap, lantai
Keamanan adalah syarat mutlak yang harus dijamin 100%, karena keamanan merupakan salah satu jenis pelayanan yang diharapkan oleh sipengguna gudang.
Pastikan dinding gudang dalam kondisi yang baik, tidak bolong-bolong atau mudah untuk memasukan/mengeluarkan barang/ manusia. Yakinkan juga bahwa dinding gudang tidak rapuh sehingga mudah rubuh.
Atap juga perlu dicek kondisinya agar aman dari bocor pada saat hujan. Saat yang tepat pada untuk mengetahui kondisi atap adalah saat hujan, carilah tetesan air dan segeralah beri catatan dimana terjadinya kebocoran untuk diperbaiki.
Lantai memang menjadi syarat pokok dalam hal penjaminan kebersihan dan keamanan barang. Lantai yang kotor berdebu pasti akan menjadikan barang juga kotor dan berdedu. Belum lagi masalah kesehatan karyawan. Sedangkan lantai yang berlubang/bergelombang perlu dibuatkan rambu-rambu agar forklit/hand pallet tidak melaluinya. Jika memungkinkan, lakukan perbaikan secara berkala.

3. Kebersihan toilet dan kantin
“Untuk melihat mutu suatu gudang, lihatlah kondisi kamar mandi/toiletnya.” Kata-kata bijak tsb mungkin ada baiknya kita terapkan disemua gudang. Kebersihan toilet, kantin dan sarana karyawan lainnya memang tidak secara langsung mempengaruhi prestasi gudang, namun secara tidak langsung akan menciptakan dukungan moral dan fisik yang sangat baik terhadap karyawan dan pengunjung gudang lainnya. Sebenarnya tidak terlalu sulit untuk menciptakan kebersihan ini andai kedisiplinan dan kontrol dilakukan dengan baik.

4. Palet, rak
Paku yang menonjol diatas permukaan pallet sering kali dianggap sebagai hal biasa. Padahal paku ini dapat menyebabkan kejadian yang fatal bagi barang diatasnya dan mungkin juga bagi karyawan yang kebetulan menginjak pallet ini. Paku yang menonjol juga secara langsung mengurangi daya ikat kayu-kayu yang ada di pallet tsb dan hal ini tentunya sangat membahayakan. Sedangkan rak yang tanpa paku ‘sok’ yang menancap ditiang-tiangnya mungkin juga sering dianggap biasa, padahal –seperti halnya pallet- tanpa paku sok tsb kekuatan ikat antar besi rak menjadi lemah pada saat forklift mengangkat pallet dari rak jika menyentuh rak diatasnya maka bisa fatal.
Alangkah baiknya paku yang menonjol di pallet dan paku sok yang tidak ada di rak dikelola dengan baik dan dipastikan bahwa kondisi pallet maupun rak selalu dalam kondisi yang siap pakai.

5. Forklift, hand pallet, loading dock
Perawatan forklift, hand pallet maupun loading dock yang dilakukan secara rutin dan terjadual akan memberikan ‘garansi’ keamanan dan keselamatan kerja yang lebih pasti. Pastikan seluruh prosedur perawatan dan penanganan peralatan kerja kita selalu dalam kondisi yang prima sebelum dipergunakan.

6. Lampu penerangan, musik
Walau ada gudang yang hanya beroperasi 1 shift atau hanya siang hari saja, tetapi penyediaan cahaya lampu yang memenuhi persyaratan tetap diwajibkan. Secara ilmiah cahaya yang diperlukan minimal 200 lumen. Penerangan yang sesuai akan memberikan kepastian dalam penyiapan barang pada waktu picker membaca dari picking list ke rak yang dituju atau juga memastikan bahwa antar rak terlihat dengan jelas. Beberapa gudang direkomendasikan untuk memutar lagu-lagu yang ‘semangat’ tidak mendayu-dayu atau terlalu romantis. Hindari memutar lagu yang hanya menjadi faporit seseorang saja atau lagu-lagu yang terlalu memukau. Instrumentalia dapat menjadi salah satu alternatif yang dapat dipilih.

7. Ventilasi Udara dan Temperatur
Pastikan tidak ada ventilasi udara yang terhalang barang atau tertutup sesuatu sehingga mengganggu kelancaran perputaran udara. Jika perlu pastikan bahwa temperatur ruang gudang selalu dicatat dan dikontrol untuk disesuaikan dengan standar suhu barang yang disimpan. Bahkan di industri kimia misalnya, ada barang yang harus selalu disimpan disuhu tertentu agar tidak terjadi ledakan atau di industri consumer goods ada komoditi yang memerlukan suhu khusus agar barang tidak rusak texturnya.

8. Akurasi penempatan barang
Akurasi antara data di system pergudangan dengan fisik barang boleh jadi menjadi taruhan nama nomor satu dalam bidang logistik. Akurasi yang maksimal akan memudahkan kita dalam mempersiapkan barang ataupun memudahkan kita dalam menelusuri data suatu barang. Tingkat akurasi ini sangat banyak dipengaruhi oleh kedisiplinan staff gudang dalam menerima barang, kedisiplinan staff dalam menempatkan barang dirak, kedisiplinan staff menurunkan barang dalam rangka refill ke pick face maupun kedisiplinan staff dalam penyiapan barang sesuai dengan yang tertera di picking list. Walaupun tidak didukung dengan system yang canggih, banyak gudang-gudang modern tetap melakukan cek dan recek terhadap akurasi antara barang dengan data komputernya secara periodik guna mencapai akurasi yang tertinggi.

9. Keamanan barang di picking face
Banyak staff picking yang mempersiapkan barang dari pick face dilakukan dengan cara ‘menggerus’ atau istilah lainnya adalah menggangsir tumpukan barang. Memang secara umum staff akan lebih mudah mengambil barang yang terdekat dari posisinya, oleh karena itu diperlukan komitmen dari semua staff untuk tetap mengambil barang dari pick face dari tumpukan teratas, mengangkat barang dengan hati-hati dan menumpuk di pallet berikutnya dengan aman.

10. Tikus,lalat
Memang kebanyakan gudang-gudang modern sudah bekerja sama dengan kontraktor pest control yang cukup kualified untuk mengontrol tikus, nyamuk, lalat dan sejenisnya. Namun tidak ada salahnya staff/manajemen gudang tetap melakukan kontrol dan cek-ricek terhadap kondisi umpan yang telah mereka siapkan. Terkadang banyak umpan yang ‘kadaluarsa’, tumpah atau hilang sehingga tidak akan pernah memberikan hasil yang maksimal. Mungkin perlu juga setiap 1 atau 3 bulan sekali kita menanyakan ‘hasil’ buruan dari kontraktor pest control tsb untuk memastikan bahwa memang binatang pengganggu gudang sudah tidak ada di sekitar gudang kita.

11. Perlengkapan P3K dan poster/spanduk keselamatan
Ada kritik menarik dari seorang pengamat pergudangan mengenai penyediaan sarana P3K yang disediakan digudang-gudang di Indonesia secara umum. Kotak P3K yang tersedia disetiap gudang kebanyakan kotak P3K untuk rumah tangga, bukan untuk industri atau gudang yang aktif dengan banyak orang dan hilir mudik dengan segala aktifitas. Oleh karena itu – menurut beliau – ada baiknya gudang menyediakan sarasa P3K sesuai dengan standar banyaknya aktifitas dan orang yang terlibat didalamnya, misalnya menyiapkan tandu atau bahkan ambulan, obat merah dengan dosis yang cukup besar (tidak cuma sebesar kelingking), perban dengan kemasan yang cukup besar dan kain kasa yang memadai.
Poster atau spanduk keselamatan juga sangat perlu untuk dikampanyekan disetiap sudut strategis didalam gudang untuk mengingatkan semua karyawan. Disalah satu gudang industri Oli di Bekasi, didepan kantornya tertera jumlah jam terlampaui tanpa kecelakaan kerja serta sarana pendukung lainnya yang walaupun sederhana namun memberikan kesan kepedulian yang mendalam.

12. Prosedur penerimaan dan pengiriman barang
Kejelasan akan prosedur penerimaan barang dan pengiriman barang menjadikan jurus jitu yang layak dipertimbangkan dengan serius. Betapa tidak, dengan adanya aturan prosedur yang jelas didua bagian ini, maka akan menjamin akurasi barang dengan baik, kehilangan barang yang mungkin nihil, penyiapan barang yang cepat dan tentu kepuasan klien akan on time delivery yang kita lakukan. Tugas manajemen gudanglah untuk memastikan dengan baik adanya prosedur dan aturan yang jelas serta komitmen staff yang tinggi untuk tetap terus mengikuti aturan yang telah disiapkan.

13. Pakaian kerja dan perlengkapan keamanan kerja
Sekali lagi untuk masalah keselamatan dan keamanan kerja tidak ada toleransi yang dapat mengamini untuk dilakukan pelanggaran. Perlengkapan kerja, pakaian kerja atau ID card adalah hal wajib yang harus diterapkan sehari-hari diwaktu bekerja. Di gudang industri baja --misalnya-- seluruh staff yang bertugas tetap konsisten memakai helm, sepatu pengaman dan kaca mata dalam aktifitas hariannya. Untuk mewujudkan hal ini, perlu komitmen tegas diantara karyawan dan manajemen dalam usaha menerapkan area kerja yang aman, nyaman dan selamat.


Kesimpulan

Kalau ada yang bertanya, mana yang menjadi prioritas dari 13 langkah tsb, jawabnya adalah silakan disesuaikan dengan kondisi gudang masing-masing. Mungkin dibeberapa gudang sudah ada yang 75% menerapkan 13 langkah tsb tapi mungkin juga ada gudang yang baru menerapkan dibawah 25%. Tidak ada salahnya staff dapat memberikan saran kepada manajemen gudang jika melihat hal-hal dilapangan yang tidak sesuai dengan 13 langkah tsb diatas, tentu dengan semangat untuk menciptakan gudang yang nyaman untuk bekerja, aman untuk menyimpan barang dan ramah terhadap semua yang masuk maupun keluar dari gudang baik manusia, barang maupun system yang mendukungnya. Jangan kuatir, angka 13 di gudangology tidak mempunyai efek mistis ….

SAP, “Setan Aja Pusing !”

“Gak gaul kalau system gudang loe gak pake SAP !”. Mungkin begitu ungkapan yang rada pas kalau bahasa logistik diterjemahkan dalam bahasa gaul sehari-hari mengenai sebuah system komputer yang paling sering menjadi perhatian di dunia supply chain.
Pertanyaanya adalah, apakah mereka benar-benar mengerti apa itu SAP atau mereka memang mengerti benar-benar bagaimana SAP itu.



SAP: “Setan Aja Pusing !”

Peringatan: Jangan bayangkan ungkapan diatas !. Tidak ada hubungannya antara SAP dengan agama dan tidak ada hubungannya antara setan dengan system komputer. Banyak diantara kaum logistic berseloroh bahwa SAP memiliki arti demikian, Setan Aja Pusing. Yang dimaksud oleh mereka adalah begitu sulitnya SAP dalam persiapan, implementasi dan reviewnya sehingga bagi kalangan yang „setengah berputus asa“ menjadikan kepanjangan SAP menjadi demikian. Begitu juga bagi beberapa management level atas yang merasa ‚kisruh’ dengan SAP memiliki arti tersendiri, karena sering lambatnya koneksi dalam mengoperasikan SAP, maka yang muncul dibenak mereka pada saat mengoperasikan SAP adalah Sit And Pray (duduk dan berdoa). Taruhan, tanyakan pada teman anda yang katanya pernah ber-SAP-ria, apa kepanjangan SAP. Pasti lebih dari 75%nya salah menjawabnya !
Kalau mau yang benar, silahkan teruskan membaca tulisan ini.

SAP itu apa sih ?

Singkatannya SAP adalah System Application and Product in data processing. SAP adalah program yang diciptakan untuk membantu kelancaran sebuah organisasi/ perusahaan sehingga dapat mencapai efisiensi yang tinggi. SAP terdiri dari beberapa modul yang masing-masing memiliki kekhususan dalam aktifitasnya. Beberapa modul yang sering dikembangkan dalam suatu organisasi adalah SD – Sales & Distribution, adalah modul yang digunakan dalam peningkatan efisiensi pengelolaan customer order seperti proses order, pengiriman dan penagihan. Yang kedua adalah MM – Material Management, membantu menjalankan proses pembelian dan pengaturan sediaan barang. Disinilah implementasi system pergudangan dikembangkan dengan sebutan Warehouse Management System (WMS). Modul yang ketiga yang sering dikembangkan menyangkut Finance and Controlling disebut dengan FICO. Masih ada beberapa modul lagi yang menyangkut masalah Personalia (HR Management), transportasi, QM (Quality Management) dan AM (Asset Management).
Salah satu kelebihan yang dibanggakan didalam SAP adalah keintegrasian antar keseluruhan modul-modul diatas sehingga suatu proses tidak harus dijalankan berulang-ulang tetapi cukup dengan proses seperti ban berjalan. Integrasi dari system ini dimungkinkan dengan adanya dua macam source data di SAP, Master data dan Data transaksi.


Seandainya Anda Harus Ber SAP

Yang terpenting dalam proses implementasi SAP adalah tahapan-tahapan yang harus dilalui dengan teratur. Tahapan ini saling mendukung satu dengan lainnya dan pada akhirnya akan menentukan ‘kelaikan’ dari system ini.
Dibawah ini adalah salah satu contoh tahapan yang biasanya dilakukan oleh konsultan SAP dalam melakukan perencanaanya:

• Kick Off Meeting : 8 December 2004
• Blueprint : 29 Nov 2004 – 31 Dec 2004
• Gather Requirements : 30 Nov – 1 Dec 2004
• Organization Structure : 2-3 Dec 2004
• Business Process Discussion : 6 – 17 Dec 2004
• Business Process Documentation : 6 – 22 Dec 2004
• Blueprint Validation : 27 – 28 Dec 2004
• Blueprint Sign Off : 29 Dec 2004
• Realization : January – February 2005
• Final Preparation : March 2005
• Go Live and Support : April 2005

Dari tahapan diatas nampaklah bahwa untuk menyiapkan SAP menjadi suatu system yang unggul dan berdaya guna, diperlukan waktu, tahapan dan biaya yang tidak sedikit.


9 Tips mencapai SAP yang Sukses dan Menggembirakan.

Sulit memang mencari komentar yang jujur mengenai ‘enak tidak’nya SAP menjadi sebuah system di perusahaan. Rata-rata mereka selalu membandingkan antara sebelum dan sesudah pelaksanaan SAP. Padahal biasanya perusahaan menerapkan SAP bukan hanya berfikir mengenai kemudahan saja terapi lebih cenderung pada control dan perencanaan inventory yang lebih baik.
Paling tidak ada 9 tips yang dapat dijadikan referensi dalam pengembangan SAP mulai dari awal hingga berhasil dengan menggembirakan.

Tips 1: Sumber data (Source data), harus dipersiapkan dengan baik dan benar. Jika data yang dipersiapkan memiliki banyak kelemahan dan kesalahan, dijamin 100% akan terjadi bencana nasional diperusahaan tsb dan sumpah serapah akan muncul karena operasional berjalan lebih lambat dari seekor siput dan lebih panjang dari yang dibayangkan.

Tips 2: Stabilitas transaksi (Stability order transaction), SAP tidak dipersiapkan untuk pekerkaan yang ditumpuk atau ditunda-tunda. Demikian juga perlunya dipersiapkan rangkaian order yang stabil dan meningkat dari waktu kewaktu. Itulah sebabnya biasanya Go Live nya SAP selalu diawal bulan karena mengejar load yang sedang minim-minimnya.
Tips 3: Training yang berkecukupan (Enough training, training tidak hanya dilakukan oleh staff inti (Super user) tetapi lebih penting adalah staff yang terlibat langsung day to day operation. Semakin banyak berlatih dengan data simulasi yang ada, maka staff akan semakin canggih dan faham benar mengenai perjalanan system ini.

Tips 4: Dokumentasi,adalah pencatatan mengenai problem dan solusi yang dilakukan. Semakin baiknya dokumentasi yang tersedia akan mempermudah staff untuk memecahkan permasalah serupa yang timbul. Seringnya diadakan review adalah salah satu cara terbaik dalam mengantisipasi permasalahan ini.

Tips 5: Kesiapan Mental (Mentality), perlu dipastikan bahwa seluruh staff telah siap dengan pengimplementasian SAP. Staff harus 2x lebih disiplin dibandingkan sebelumnya karena dengan SAP, mereka akan tahu apakah mutu kerja staff merah atau biru.

Tips 6: Kreatifitas, kadang diperlukan kreatifitas yang ‘legal’ didalam pengembangan SAP. SAP diciptakan sangat ketat sehingga penyesuaian-penyesuaian perlu ditambahkan.

Tips 7: Penyiapan Laporan (Report preparation), perlu dipastikan bahwa aneka macam report sudah dipersiapkan dalam tahapan-tahapan sebelum implementasi SAP. Hal yang lebih penting adalah memonitor progress SAP dari waktu kewaktu.

Tips 8: Impact didalam Administrasi (Administration impact), dari beberapa project yang diamati nampaklah bahwa konsumsi kertas dan waktu administrasi akan semakin besar. Dengan menyadari impact yang muncul ini, perlu sekali dipersiapkan sumber-sumber tenaga yang siap setiap saat.

Tips 9: Impact didalam Transport, biasanya pelaksanaan SAP akan berdampak pada keterlambatan proses pencetakan dokumen seperti invoice, put away list dsb.


Alasan-Alasan Tidak Mau SAP

SAP memang menciptakan urutan-urutan kerja yang tidak boleh diacak-acak. Semuanya harus berjalan dari A ke B, ke C dan akhirnya ke Z. Penundaan pada salah satu proses jelas akan berdampak pada ketidak lancaran pada proses selanjutnya. Dan masalah penundaan ini adalah masalah klasik di negeri ini sehingga alasan ini menjadi peringkat no 1 disini.
Masalah lainnya yang sering muncul adalah sulitnya melakukan koreksi setelah data dip roses di system. Memang benar ! Di SAP apapun yang dimasukan akan dijadikan source data yang kelak akan dipergunakan. Koreksi di SAP tidaklah semudah dengan membuka file master dan melakukan update, tetapi lebih cenderung pada proses sebagaimana anda melakukan kerja dari awal.
Identifikasi master data, seringkali menimbulkan masalah yang klasik juga. Keengganan staff dalam melakukan serah terima barang –misalnya-- adalah alasan mengapa masalah ini duduk diurutan ke 3.
Orang sulit untuk berubah !. Pernyataan ini ada benarnya namun juga ada yang membantah dengan menyatakan bahwa selama penjelasan dan training yang dilakukan cukup maka perubahan pasti bisa diharapkan. Oleh karenanya alasan ini bisa menduduki tempat ke 4 namun bisa juga menjadi alasan utama mengenai kegagalan pengimplementasian SAP.
Alasan ke lima, mahal biayanya. Sekali lagi yang namanya system ---apalagi terpadu seperti SAP--- diperlukan investasi yang tidak sedikit pada hardware, software, license, maintenance dan brainware. Disinilah diperlukan analisa yang sangat dalam dan berjangka panjang untuk memutuskan perlu tidaknya penggunaan SAP ini. Memang SAP tergolong mahal dan hingga saat ini masih menduduki nomor pertama dalam investasinya dan hal ini sebanding dengan manfaat yang akan dipetik oleh perusahaan jika berhasil mempersiapkan SAP dengan baik ... Smile And Proud.


Kesimpulan

Dikarenakan tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi dalam perencanaannya maka banyak fihak yang memplesetkan SAP menjadi Setan Aja Pusing, Sit and Pray dsb.
Diperlukan tahapan-tahapan yang jelas dan ketat dalam mempersiapkan SAP. SAP bukan program yang siap dipakai, tetapi masih memerlukan penyesuaian dengan bisnis perusahaan yang akan digunakan.
Ada paling tidak 9 points yang harus dilakukan agar persiapan implementasi SAP berhasil dengan baik dan menggembirakan.5 alasan yang umum digunakan kenapa perusahaan tidak mau ber SAP, bukanlah alasan yang tidak bisa dirubah. Dengan melakukan analisa dan persiapan yang mendalam dan berjangka panjang, maka hasil terbaik akan dinikmati oleh seluruh jajaran perusahaan
.